Thursday, 19 December 2019

Prediksi Titik Sentral Khilafah

Bahwa kembalinya khilafah sebagai sistem kepemimpinan umum umat Islam dunia adalah sebuah keniscayaan yang pasti terwujud. Bisyarah baginda Rosullullah Muhammad SAW cukup menjadi hal utama keyakinan ini, tentang fase kembalinya khilafah yang mengikuti metode kenabian. Saat ini kita tengah berada dalam fase akhir, para penguasa negeri yang meninggalkan dua hal yang prinsip al quran dan sunnah sebagai dasar dalam pengaturan kehidupan khususnya dalam pemerintahan. Padahal Kekuasaan adalah penjaga yang menjamin terlaksananya syariah Islam dalam segala aspek kehidupan. Agama dan kekuasaan adalah dua saudara kembar. Agama adalah pondasi (asas) dan kekuasaan adalah penjaganya. Segala sesuatu yang tidak punya pondasi niscaya akan roboh dan segala sesuatu yang tidak memiliki penjaga niscaya akan musnah. Terlaksana nya Syariat Islam adalah kunci dibukanya keberkahan Allah SWT dari langit dan bumi, kunci terwujudnya kesejahteraan, keadilan yang hakiki..


Keberadaan Khilafah sebagai penjaga Syariah adalah kewajiban yang utama, karena darinya segala kewajiban lain akan dapat terlaksana dengan sempurna. Kewajiban adanya kepemimpinan umum bagi umat Islam sudah tertulis secara terang dalam Al Quran, Sunnah, Ijma Sahabat yang wajib terwujud, yang tidak dipungkiri lagi oleh 4 imam mazab, hanafi, maliki, syafii, hambali. Hanya orang orang kafir dan para munafikun yang mengingkari dan selalu berupaya menghambat kembalinya perkara yang sangat penting ini. Namun apapun makar mereka untuk menghalangi, maka kembalinya Khilafah seperti matahari terbit yang mustahil mereka hentikan. Suka atau tidak suka, ikut berjuang atau diam, niscaya khilafah tetap akan kembali lagi.

Perlu diketahui bahwasanya mudah bagi Allah SWT berkehendak apapun, namun harus diingat bahwa Allah SWT tentu tidak akan merubah keadaan suatu kaum apabila kaum itu tidak berusaha mengubahnya. Disini berlaku hukum sebab akibat, bahwa khilafah tentu tidak akan segera kembali jika tidak ada kaum muslimin yang berusaha dengan segala daya upaya untuk mewujudkannya. Sungguh beruntung sekali jika saya dan anda masuk kedalam kelompok kaum muslim yang ikut berjuang untuk mewujudkan kembalinya kepemimpinan umum, khilafah Islam. Kelompok ini inysaallah akan mendapat pahala yang sangat besar, bahkan mereka akan terus dialiri pahala ketika khilafah ini berdiri, meskipun orangnya sudah meninggal. Maka, dalam tulisan ini ya Allah saksikanlah bahwa saya termasuk dalam kelompok kaum muslim ini, amiin.


Terwujudnya khilafah ini juga menjadi pintu awal kemunculan sang Imam Mahdi, beliau adalah sang Khalifah terakhir / akhir zaman yang akan muncul bersamaan dengan kemunculan fitnah terbesar sepanjang zaman dajjal. Imam Mahdi tidak akan muncul jika khilafah belum terwujud, sebelumnya tentu akan ada khalifah yang menjadi pintu awal kemunculanya. Akan terwujud dulu negara khilafah dengan sang khalifah sebagai pintu masuk khalifah akhir zaman yaitu Imam Mahdi. Sang Khalifah pembuka pintu gerbang tentunya adalah orang pilihan yang nanti akan melaksanankan Syariat Islam secara menyeluruh disemua aspek kehidupan.

Yang menjadi pertanyaan, dimana titik sentral berdirinya daulah khilafah ini nanti? Kebenaran mutlak hanya Allah SWT yang tahu.

Jawaban ini hanya prediksi saja melihat situasi terakhir saat ini. Jika melihat wilayah wilayah dunia Islam saat ini, yang memiliki potensi terbesar adalah Indonesia. Dengan luas wilayah yang cukup besar dengan kekayaan alam yang melimpah, maka dari sisi ekonomi dapat tetap mandiri meski terjadi embargo ekonomi. Kesadaran umat Islam di Indonesia akan pentingnya khilafah yang akan menggantikan sistem demokrasi juga cukup tinggi. Khilafah sudah menjadi perbincangan umum meski dengan segala upaya dicegah dengan opini negatif justru opini khilafah kian tidak terbendung. Ini menjadi indikasi kuat, khilafah akan segera menggulung demokrasi yang sudah gagal sebagai sistem politik. Demokrasi yang salah satu asasnya kedaulatan ditangan rakyat, akan menjadi boomerang jika ternyata kehendak rakyat mayoritas menginginkan khilafah.

Namun ada satu hal menarik yang mungkin belum pernah terfikirkan di bagian mana di wilayah Indonesia yang secara lebih spesifik memiliki potensi kuat menjadi titik awal berdirinya khilafah. Jika anda melihat sejarah Indonesia khususnya tanah jawa, akan teringat masa kerajaan mataram kuno, kediri, majapahit, demak, pajang dan mataram islam. Namun Penulis fokus pada masa demak di bawah Raden Patah. Karena pada masa itu wilayah demak resmi menjadi wakil dari kehilafahan Turki Utsmani. Sultan Turki mengukuhkan Raden Patah sebagai Khalifatullah ing Tanah Jawa, perwakilan kekhalifahan Islam (Turki) untuk Tanah Jawa, dengan penyerahan bendera Laa ilaaha illa Allah berwarna ungu kehitaman terbuat dari kain Kiswah Ka'bah, dan bendera bertuliskan Muhammadurrasulullah berwarna hijau. Duplikatnya tersimpan di Kraton Yogyakarta sebagai pusaka, penanda keabsahan Kasultanan Yogyakarta Hadiningrat sebagai wakil Kekhalifahan Turki. Di keraton bendera ini menjadi pusaka bernama Kyai Tunggul Wulung dan Kyai Pare ‎Anom.

Setelah runtuhnya demak digantikan kerajaan Pajang dan kemudian mataram islam wilayah kekuasaan mataram islam cukup luas sampai pada masa sultan agung sebagai puncaknya. Untuk mengokohkan kekuasaanya, sebagaimana gelar sultan lain di nusantara, Sultan agung mengirim duta untuk menghadap Khalifah Murad IV yang diwakili oleh Syarif Makkah, Zaid ibn Muhsin Al Hasyimi (1631-1666). Maka Bai’at Mataram sebagai kuasa bawahan sekaligus wakil resmi Daulah Utsmaniyah di Nusantara diterima. Maka bagi Susuhunan Agung Hanyakrakusuma dihadiahkan gelar Sultan Abdullah Muhammad Maulana Jawi Matarami, disertai kopiah tarbusy untuk mahkotanya, bendera, pataka, dan sebuah guci yang berisi air zam-zam. Utusan itu kembali ke Mataram dan tiba kembali di Kedhaton Karta di Plered pada tahun 1641. Model tarbusy (mahkota sebagai tutup kepala) itu kelak akan dikenakan terus oleh para keturunan Sultan Agung, dalam penobatan sebagai raja Dinasti Mataram. Sementara guci itu hingga kini masih berada di makamnya di imogiri dengan nama Enceh Kyai Mendung dari Sultan Rum (Turki).

Semenjak Sultan Agung wafat dan digantikan putranya Amangkurat 1, wilayah mataram mulai pudar. Amangkurat 1 justru menjalin hubungan erat dengan penjajah VOC yang semula menjadi musuh ayahnya sendiri sultan agung. Karena nafsu kekuasaan yang kemudian menjadikanya buta akan kebenaran, hingga tega membunuh siapa saja yang dipandang akan mengusik kekuasaanya termasuk kepada keluarga sendiri dan para ulama. Karena nafsu kekuasaan pula amangkurat 1 mau menjalin hubungan dengan VOC yang nantinya menjadi titik awal pecahnya kekuasaan mataram. Sampai pada perjanjian gianti wilayah mataram resmi pecah menjadi kesultanan surakarta dan kesultanan ngayogyokarto. Hingga saat ini konflik terus berlangsung di keraton surakarta sejak wafatnya pakubuwono xii tahun 2004 yang belum sempat mengangat penggantinya. Dan di keraton Jogja juga sempat panas di internal kraton semenjak sabda raja yang mengganti gelar sultan dan mengangkat putrinya menjadi purti mahkota.

Apakah ada maksud kenapa kedua bendera lambang dari ke khalifahan turki ustmani itu berada di keraton jogja?
Apakah ada maksud kenapa keraton jogja terancam kosong kepemimpinan akibat tidak ada pengganti sultan HB x? karena sudah menjadi pugeran pengganti sultan haruslah laki laki, sementara sultan x tidak memiliki anak laki-laki dan memaksakan purtinya menjadi pegganti, yang pasti akan di tentang oleh kerabatnya.

Melihat akar sejarah panjang mataram islam sebagai bagian wilayah dari daulah khilafah turki ustmani, maka keberadaan simbol dua bendera Laa ilaaha illa Allah berwarna ungu kehitaman dan bendera bertuliskan Muhammadurrasulullah berwarna hijau yang saat ini berada di kraton jogja menjadi penanda bahwa keraton jogja akan menjadi titik sentral kembalinya kekhilafahan Islam. Berkibarnya kedua bendera itu nanti akan menjadi pertanda saat yang dinantikan itu telah tiba, yaitu kembalinya khilafah Islam. Dengan wilayah titik sentral adalah di Yogyakarta. Yang akan menjadi pertanda bersatunya kembali mataram Islam yang telah pecah saat ini dan akan terus meluas akhirnya wilayah daulah khilafah Islam sampai pelosok dunia.

Patut diduga hal ini terjadi nanti saat tiba waktunya akan terjadi konflik siapa yang akan menggantikan sultan HB X. Kalo orang kraton, abdi dalem berkata yang menjadi raja pengganti adalah orang yang mendapatkan wahyu keraton. Sultan PENGGANTI ini yang sudah dipersiapkan oleh Allah SWT untuk dapat mengakhiri konflik yang terjadi, dengan skenario yang hanya Allah yang tahu.  Sultan ini pula yang nantinya berani untuk mengibarkan kedua bendera pusaka keraton tersebut dan membuka jalan wilayahnya yaitu kraton jogja menjadi titik awal kembalinya khilafah yang di nantikan.

Kembali bahwa dimana titik awal khilafah nanti akan berdiri hanya Allah SWT yang tahu. Yang sudah pasti benar Khilafah PASTI kembali. Sekedar prediksi berdasarkan situasi yang saat ini terjadi dan melihat peluang yang mungkin akan terjadi di masa depan. Mungkin karena penulis sudah tidak sabar lagi melihat fajar khilafah ini kembali, jadi berangan membuat prediksi yang mungkin benar dan mungkin salah. Mari kita tunggu dan lihat saja apa yang nanti terjadi.

wallahu'alam bisyawab


No comments:

Post a Comment