Monday, 7 November 2016

Periode Kepemimpinan Islam bag 2



Bagaimanakah keadaan realitas kita dewasa ini?. Coba kita kembali perhatikan hadis panjang dari Nabi yang membicarakan persoalan, ”Ringkasan Sejarah Ummat Islam di Akhir Zaman.”
“Muncul babak Kenabian di tengah kalian selama masa yang Alloh kehendaki, kemudian Alloh mencabutnya ketika Alloh menghendakinya. Kemudian muncul babak Kekhalifahan mengikuti manhaj (cara/metode/sistem) Kenabian selama masa yang Alloh kehendaki, kemudian Alloh mencabutnya ketika Alloh menghendakinya. Kemudian muncul babak Raja-raja yang menggigit selama masa yang Alloh kehendaki, kemudian Alloh mencabutnya ketika Alloh menghendakinya. Kemudian muncul babak Penguasa-penguasa yang memaksakan kehendak  selama masa yang Alloh kehendaki, kemudian Alloh mencabutnya ketika Alloh menghendakinya. Kemudian muncul babak Kekhalifahan mengikuti manhaj (cara/metode/sistem) Kenabian. Kemudian Nabi diam.” (Hadis Riwayat Ahmad.
Jadi, berdasarkan hadis di atas, ”Ringkasan Sejarah Ummat Islam di Akhir Zaman” terdiri dari 5 babak atau periode:,
Babak pertama  adalah Kenabian.
Di babak ini ummat Islam mengalami perjuangan selama 13 tahun sewaktu di Mekkah sebelum hijrah ke Madinah di bawah kepemimpinan orang-orang  kafir dan  10 tahun berjuang di Madinah sesudah hijrah dari Mekkah di bawah kepemimpinan Nabi Muhammad yang memimpin masyarakat langsung di bawah bimbingan Alloh melalui Kitabulloh Al-Qur’an.
Jadi di babak pertama perjalanan sejarah ummat Islam terjadi dua kondisi yang sangat berbeda. Pada paruh pertama Nabi dan para sahabat mengalami keadaan dimana yang memimpin ialah kaum kafir musyrik. Sehingga generasi awal ummat ini mengalami kekalahan yang menuntut kesabaran luar biasa untuk bisa bertahan menghadapi kejahiliyahan yang berlaku.
Namun pada paruh kedua babak pertama ini, sesudah hijrah ke Madinah, kaum muslimin justru semakin hari semakin kokoh kedudukannya sehingga Alloh taqdirkan mereka menikmati kejayaan di tengah masyarakat jazirah Arab. Sehingga kaum musyrik Arab pada masa itu akhirnya  harus tunduk kepada kepemimpinan orang-orang beriman.
Babak kedua yaitu Kekhalifahan mengikuti manhaj (cara/metode/sistem) Kenabian.
Di babak ini ummat Islam menikmati 30 tahun kepemimpinan para  Khulafa Ar-Rasyidin, terdiri dari para sahabat utama yaitu  Abu Bakar Ash-Shiddiq, Umar bin Khottob, Ustman bin Affan dan  Ali bin Abi Thalib. Sepanjang babak ini bisa dikatakan ummat Islam mengalami masa kejayaan, walaupun sejarah mencatat pada masa kepemimpinan khalifah Ustman dan Ali sudah mulai muncul gejala pergolakan sosial-politik di tengah masyarakat yang mereka pimpin. Namun secara umum bisa dikatakan bahwa orang-orang berimanlah yang memimpin masyarakat. Orang-orang kafir dan musyrikin tidak diberi kesempatan untuk berjaya sedikitpun. Hukum Alloh tegak dan hukum jahiliyah buatan manusia tidak berlaku.
Babak ketiga yaitu masa Raja-raja yang Menggigit.
Di babak ini ummat Islam menikmati selama 13 abad kepemimpinan orang orang beriman. Para pemimpin pada masa ini dijuluki khalifah. Sistem sosial dan politik yang berlaku disebut Khilafah Islamiyah berdasarkan hukum Al-Quran dan As-Sunnah An-Nabawiyyah.  Namun mengapa Nabi menyebutnya sebagai babak para raja-raja?, Karena bila seorang kholifah wafat maka yang menggantinya mesti anak keturunannya. Demikian seterusnya. Ini berlaku baik pada masa kepemimpinan Daulah Bani Umayyah, Daulah Bani Abbasiyah maupun  Kesultanan Usmani Turki.
Walaupun demikian, ummat Islam masih bisa dikatakan mengalami masa kejayaan, karena para Khalifah di babak ketiga merupakan Raja-raja yang Menggigit, artinya masih ”menggigit” Al-Qur’an dan As-Sunnah. Tentunya tidak sama baiknya dengan kepemimpinan para Khulafa Ar-Rasyidin sebelumnya yang masih ”menggenggam” Al-Qur’an dan As-Sunnah. Ibarat mendaki bukit, tentulah lebih aman dan pasti bila talinya digenggam daripada digigit. Tapi secara umum di babak ketiga ini Hukum Alloh tegak dan hukum jahiliyah buatan manusia tidak berlaku.
Babak keempat yaitu masa Raja-raja yang Memaksakan kehendak, (diktator).
Sesudah berlalunya babak ketiga di tahun 1924, mulailah ummat Islam menjalani babak dimana yang memimpin adalah Penguasa-penguasa yang memaksakan kehendak. Inilah babak dimana kita hidup dewasa ini. Kita saksikan bahwa para penguasa di era modern memimpin dengan memaksakan kehendak mereka sambil mengesampingkan dan mengabaikan kehendak Alloh dan RosulNya. Entah disebut republik maupun kerajaan, suatu hal yang pasti ialah semuanya berkuasa tidak dengan mengembalikan urusan kehidupan sosial bermasyarakat dan bernegara kepada hukum Al-Qur’an dan As-Sunnah An-Nabawiyyah. Manusia dipaksa tunduk kepada sesama manusia dengan memberlakukan hukum buatan manusia yang penuh keterbatasan seraya mengabaikan hukum Alloh Yang Maha Adil. Hukum jahiliyah buatan manusia diberlakukan dan tegak dimana-mana sedangkan  hukum Alloh dikesampingkan sehingga tidak berlaku.
Maka kita bisa simpulkan bahwa babak keempat merupakan babak kemenangan bagi kaum kafir dan kekalahan bagi orang-orang beriman. Inilah babak yang paling mirip dengan babak pertama paruh pertama di mana Nabi dan para sahabat berjuang di Mekkah sementara kekuasaan jahiliyah kaum kafir musyrik mendominasi di tengah masyarakat. Ummat Islam sudah menjalani babak keempat ini selama 85 tahun sejak runtuhnya Khilafah Islamiyyah terakhir.  Ini merupakan era paling kelam dalam sejarah Islam di Akhir zaman. Laa khaula wa laa quwwata illa billah.
Babak kelima adalah Kekhalifahan yang mengikuti manhaj (cara/metode/sistem) Kenabian.
Betapapun dewasa ini ummat Islam sedang mengalami kekalahan dan kaum kafir mengalami kejayaan, namun kita wajib optimis dan tidak berputus-asa. Karena dalam hadits ini Nabi mengisyaratkan bahwa sesudah babak kekalahan ummat Islam akan datang babak kejayaan kembali yaitu babak kelima dimana bakal tegak kembali kepemimpinan oramg orang  beriman dalam bentuk Kekhalifahan mengikuti manhaj (cara/metode/sistem) Kenabian.
Saudaraku, pastikan diri kita termasuk ke dalam barisan ummat Islam yang sibuk mengupayakan tegaknya babak kelima tersebut. Jangan hendaknya kita malah terlibat dalam berbagai program dan aktifitas yang justru melestarikan babak keempat alias babak kepemimpinan kaum kuffar di era modern ini. Yakinlah bahwa ada Sunnatu Attadawul, (Sunnatullah dalam hal Pergantian Giliran Kepemimpinan). Bila kepemimpinan kaum kuffar dewasa ini terasa begitu hegemonik dan menyakitkan, ingatlah selalu bahwa di dunia ini tidak ada perkara yang lestari dan abadi. Semua bakal silih berganti.
“Ya Rabb kami, tuangkanlah kesabaran atas diri kami, dan kokohkanlah pendirian kami dan tolonglah kami terhadap orang-orang kafir”. (Quran Al-Baqoroh ayat 250).


No comments:

Post a Comment