Thursday, 4 April 2019

Kesetaraan Dalam Islam


Bangganya jadi perempuan. Selain mothers Day, perempuan diberikan penghargaan sebuah hari perempuan internasional. Tanggal 8 Maret adalah hari spesial bagi perempuan di seluruh dunia. Peringatan International Womens day tahun ini mengambil tema "balance for better".  Situs resmi International womens Day mengangkat tema tersebut karena pada tahun 2019 ini ditujukan untuk kesetaraan gender.  Mereka beranggapan belum terjadi kesetaraan dalam berbagai aspek kehidupan (Dunia kerja, gaji, dll), adanya diskriminasi dan memastikan semua adil dan seimbang dalam semua aspek (detik.com/wolipop), Sampai tahun ini, ada beberapa program kesetaraan gender ini yang sudah terlaksana. Diantaranya, kesempatan berpolitik dan Urusan negara. Dengan kuota untuk perempuan menduduki parlemen dan jabatan strategis untuk negara, seperti Sri Mulyani sebagai menteri keuangan dan Susi Puji Astuti sebagai menteri kelautan. Kesempatan dalam dunia pekerjaan, Kebebasan berkarya dan berekspresi juga sudah tercapai walaupun belum maksimal. Perlindungan dan kenyamanan, dengan meminimalisir KDRT, pelecehan seksual yang sudah dibuat UU nya tetapi belum bisa tuntas.


Agenda-agenda dan payung hukum yang dirancang atas nama kesetaraan gender ternyata belum mampu memberikan solusi masalah perempuan. Kasus pelecehan seksual,  kasus KDRT  belum bisa selesai walaupun ada payung hukumnya. Kebebasan berkarya dan berekspresi menjadikan perempuan hanya menjadi obyek eksploitasi. Karena sebenarnya perempuan menjadi target produksi di era Kapitalis seperti sekarang ini. Kesempatan perempuan untuk duduk di ranah politik dan kenegaraan juga belum memberikan pengaruh yang signifikan untuk menciptakan kebijakan kebijakan yang berpihak pada kaum hawa ini. 

Pada peringatan International womens day ini jargon "balance for better" tidak terdengar cukup indah. Karena melihat ide kesetaraan gender yang bertahun tahun dikampanyekan tidak bisa menyelesaikan permasalahan perempuan dari semua aspek. Ide kesetaraan gender ala ideologi Kapitalis sekuler adalah pemberdayaan perempuan dari aspek materi, targetnya adalah menjadikan perempuan sebagai faktor produksi berharga murah, sekaligus menjadi target  pasar. Berbeda dengan Islam, yang mengartikan kesetaraan gender sebagai mensejajarkan derajat laki laki dan perempuan pada ketaatan mereka terhadap aturan Allah, bukan pada bentuk dan fungsi peran. Pemberdayaan perempuan dengan optimalisasi  peran dan fungsinya sebagai ummu wa rabatul betul bayt (ibu sebagai pengatur rumah tangga) yang nantinya menjadi pencetak generasi cemerlang pengokoh peradaban Islam. Fungsi perempuan ini hanya bisa optimal hanya dengan penerapan syariat Islam Kafah. Terterapkannya syariah Islam secara otomatis akan memberi sarana terwujudnya kemuliaan pada perempuan.

No comments:

Post a Comment