Sunday, 18 November 2018

Jenis Pemilih Dalam Pemilu Kepada Daerah, DPR, DPRD, DPD Dan Presiden


Hajatan pemilu selalu terjadi sepanjang waktu dengan biaya yang tentunya tidak sedikit, baik biaya yang dikeluarkan oleh negara maupun biaya yang dikeluarkan dari kantong pribadi calon. Hal ini menjadi proses yang lumrah dalam sistem demokrasi yang dianut oleh indonesia sebagai sistem politik dalam setiap pergantian kekuasaan. Dengan sistem politik biaya tinggi yang bermasalah yang sering menghasilkan pemimpin yang korup. Bagaimana dengan jenis pemilih yang ada di masyarakat selama ini dalam setiap pemilu yang terjadi, berikut jenis pemilih yang akan kita jelaskan disini yang harus kita ketahui.

Ada setidaknya 3 macam pemilih yang muncul dari realitas pemilu yang selama ini terjadi yaitu pemilih biasa, pemilih cerdas dan pemilih mustanir/cemerlang.

Pemilih biasa
Pemilih biasa, tipe pemilih biasa menjadi jumlah yang terbanyak yang ada di masyarakat. Ciri dari pemilih tipe ini adalah memilih berdasarkan landasan materi. Mereka memilih karena ada imbalan materi yang akan ia dapatkan ketika memilih calon tertentu tanpa melihat bagaimana kompetensi dari calon yang dipilih. Bentuknya bermacam ada imbalan uang yang langsung diberikan ke pada setiap person, ada imbalan yang diberikan langsung dalam bentuk bantuan pembangunan, pemberdayaan, dsbnya melalui lembaga rt, rw, karangtaruna, dll.

Tipe pemilih biasa seperti ini biasanya akan menghasilkan calon pemimpin yang tidak amanah yang sangat rentan terseret kasus korupsi. Dengan modal besar yang dikeluarkan melalui kantong pribadi, mereka hanya akan berfokus pada pengembalian modal yang telah dikeluarkan selama kampanye. Jika mereka mendapat suntikan dana dari pihak luar seperti para pemodal besar, maka mereka akan mudah dikendalikan oleh sang pemodal dengan imbalan politik yang tentu harus sejalan untuk memuluskan kebijakan atau proyek yang menguntungkan mereka. Tipe pemilih biasa ini menjadi yang terbayak dan menghasilkan para pembuat kebijakan atau penguasa yang tidak amanah.

Berikutnya tipe pemilih cerdas
Tipe pemilih cerdas menjadi jumlah yang lebih sedikit dari pemilih biasa. Ciri utama dari pemilih cerdas ini adalah mereka memilih berdasarkan kompetensi calon yang akan dipilih. Mereka lebih melihat kepada program dan kebijakan yang akan dijalankan oleh calon yang akan dipilihnya. Melihat dari ciri utama ini tentu jumlahnya sangat sedikit dan jarang di masyarakat. Mereka biasanya dari kalangan akademisi yang sudah mapan dan memiliki penilaian tersendiri dalam memilih calonya. Mereka biasanya sudah tidak bermasalah dari segi materi sehingga iming-iming imbalan materi tidak berlaku bagi mereka.

Tipe pemilih cerdas cenderung akan menghasilkan tipe pemimpin yang amanah, karena mereka dalam mencapai tujuanya mengunakan cara-cara cerdas dengan hanya memaparkan program kebijakan yang akan dijalankanya ketika mereka nanti terpilih. Mereka tidak akan menggunakan politik uang yang merupakan cara instan untuk mendapat suara dukungan. Jumlah pemimpin yang dhasilkan oleh pemilih cerdas sangat sedikit bahkan hampir mustahil terjadi, karena suara mayoritas sudah dikuasai oleh para pemilih biasa. Namun mereka masih rentan untuk tidak independent jika modal kampanye yang didapatkan mereka peroleh dari para pemilik modal.

Mereka juga tidak dapat menjalankan secara menyeluruh setiap program yang dijanjikan dengan perubahan yang menyeluruh karena masih terikat dengan sistem yang melingkupinya yaitu sistem politik demokrasi. Sebagai contoh sedrhana ketika mereka memiliki program untuk memberantas miras yang menjadi pangkal kejahatan, mereka tidak akan sepenuhnya bisa terlaksana, karena sistem memang tidak melarang peredaran miras tapi hanya mengaturnya saja. Miras dengan kadar alkohol tertentu hanya boleh dijual di tempat tertentu, intinya miras tetap akan ada dan tidak mungkin dilarang secara total.

Ketiga adalah pemilih mustanir/cemerlang.
Pemilih mustanir/cemerlang menjadi jumlah yang lebih sedikit lagi. Mereka memiliki ciri utama memilih berdasarkan ikatan halal dan haram. Mereka adalah orang yang melampoui para pemilih cerdas yang tidak hanya melihat program dan kegiatan yang akan ditawarkan apalagi materi. Mereka memilih karena ikatan hukum syara, setiap tindakan yang akan dilakukan termasuk memilih pemimpin mereka hanya mendasarkanya pada hukum syara islam. Mereka tidak hanya menilai siapa sosok pemimpin tersebut apakah memenuhi kriteria berdasarkan kebolehan pemimpin dalam islam, melainkan juga melihat sistem politik yang sedang dijalankan apakah tidak bertentangan dengan islam. Karena pemimpim dan sistem yang melingkupinya bagi mereka ibarat dua sisi mata uang yang tidak mungkin dipisahkan. Pemimpin ibarat penjaga dan sistem ibarat pondasi, sesuatu tanpa pondasi akan roboh dan sesuatu tanpa penjaga akan hilang.

Pemilih mustanir/cemerlang semacam ini akan menghasilkan sosok pemimpin yang amanah dan mampu merubah keadaan secara sempurna. Pemimpin ini akan seiring sejalan dengan pribadi yang bertaqwa dan sistem islam yang melingkupinya. Sistem Islam bagi pemimpin ini adalah solusi berbagai macam permasalahan dalam kehidupan karena mampu melahirkan sistem politik islam, sistem ekonomi islam, sistem hukum islam, sistem pendidikan islam dan seterusnya. Ditangan pemimpin seperti ini perubahan hakiki akan terwujud dan keberkaan dari Allah SWT akan diturunkan dari langit dan bumi. Pemimpin seperti ini hanya akan muncul oleh mereka para pemilih yang mustanir/cemerlang. Keberadaan para pemilih seperti ini hanya akan memilih jika para calon mau menerapkan sistem islam sebagai solusi atas berbagai permasalahan kehidupan.

Jika di perkirakan prosentase jumlah pemilih dengan tipe pemilih biasa 60%, pemilih cerdas 30%, pemilih mustanir/cemerlang 10%. Jika ingin terjadi perubahan yang menyeluruh maka kemunculan pemilih mustanir harus ditingkatkan. Dari menjadi pemilih biasa, meningkat menjadi pemilih cerdas dan akhirnya menjadi pemilih yang mustanir/cemerlang. Maka perubahan yang menyeluruh dan hakiki akan tyerwujud dengan memunculkan pemimpin yang amanah dan hanya berdasar kebijakanya pada hukum syara.

No comments:

Post a Comment